Senin, 07 Maret 2016

BERSABAR


BERSABAR

Penulis  : Arie Amar Ma'ruf (Ustadz Kabayan)
Latar Gambar  : Babancong Garut

Semua manusia yang hidup di dunia, tak akan terlepas dari cobaan, kehidupan yang susah, kepedihan dan kesengsaraan. Oleh sebab itu Allah berfirman, Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah : 155)
          Banyak manusia yang berputus asa karena diberi penyakit, sering kekurangan materi, banyak mengalami kesedihan, banyak mengalami sakit hati, banyak keinginan yang tak tercapai. Sesungguhnya kalau kita bersabar menghadapi musibah yang menimpa diri kita, pahalanya sangat besar.
          Orang yang bersabar akan dihantarkan kepada keuntungan dan kebahagiaan di dunia dan akherat. Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS Al-Imran : 200)
            Orang yang sabar akan mendapat pertolongan dari Allah. Firman Allah, Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
         Orang sabar akan menjadi pemimpin serta mendapatkan kejayaan. Firman Allah,Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS As-Sajdah : 24)
         Orang yang sabar dicintai oleh Allah. Firman Allah, “Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS Al-Imran : 146)
     Sabda Rasulullah, “Kalau ada manusia yang terkena penyakit, rasa cemas, kesedihan, kesengsaraan, atau tertusuk duri, tetapi ia bersabar. Maka akan dilebur dosa-dosanya oleh Allah.”
           Hadits Kudsi, “Kalau Kami memberikan cobaan kepada manusia, matanya menjadi buta tapi ia bersabar, maka akan diganti dengan surga.”

            Maka bersabarlah sekuat-kuatnya kesabaranmu, karena kesabaran itu tidak akan sia-sia. Kesabaran itu akan mengangkat derajatmu di hadapan Allah. Penghargaan yang akan mengantarkan dirimu kepada kebahagiaan yang sesungguhnya, kebahagiaan pada kehidupan akherat yang bermuara kepada kenikmatan surga Allah yang kekal, bukan kebahagiaan dunia yang sementara dan penuh tipu daya.

BERTOBAT SEBELUM MATI


BERTOBAT SEBELUM MATI

Penulis  : Arie Amar Ma'ruf (Ustadz Kabayan)
Latar Gambar : Mesjid Agung Garut


Semua manusia pernah berbuat kesalahan dan melakukan dosa, apakah itu dosa kecil atau pun dosa besar. Ada yang cepat bertobat kembali ke jalan yang benar, ada juga yang terus tenggelam di dalam kesalahan dan dosa-dosanya. Mereka beranggapan sudah terlanjur basah, sudah terlanjur kotor sehingga merasa tobat mereka tak akan diterima oleh Allah.
Firman Allah, Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Az-Zumar : 53)
            Ayat itu sebagai pemberitahuan kepada para pendosa, sebanyak apa pun dosa yang telah diperbuat olehnya, Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka kalau segera bertaubat sebelum azal datang.
Ada banyak manusia yang  beranggapan sudah terlanjur basah, sudah terlanjur kotor sehingga merasa tobat mereka tak akan diterima oleh Allah. Ia merasa berputus asa sehingga terus berada dalam kegelapan. Ia
tenggelam dalam dosa dan kemaksiatan.
Pernah ada seseorang yang mengajak temannya untuk shalat.
Temannya menjawab, “Tubuhku sudah kotor. Aku banyak melakukan dosa dan maksiat. Aku tak pantas untuk masuk ke dalam mesjid. Shalat juga percuma.”
Astaghfirullaahal adzim! Jawaban itu membuat bulu kuduk merinding. Dia sudah berputus asa dari rahmat Allah. Jangan seperti itu! Seberapa pun besarnya dosa seorang manusia, jika ia bertaubat, pasti Allah akan menerima taubatnya, akan meng-ampuninya.
Firman Allah, Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS An-Nisa ; 48)
Firman Allah, Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisa : 110)
      Firman Allah, “Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (QS Thaahaa : 82)
            Sabda Rasulullah SAW, “Kalian semua adalah orang-orang yang sering berbuat kesalahan, dan sebaik-baiknya manusia adalah yang bertaubat.”
      Imam Turmudzi dalam kitabnya Gaurur Umur menyebutkan,   Nabi   Adam  memohon   kepada  Allah
tentang taubat anak keturunannya.
            “Beri kesempatan anak keturunanku bertaubat,” kata Adam.
       “Pintu taubat terbuka lebar jika kamu mau. Atau, seandainya anak keturunanmu bertaubat satu tahun sebelum kematiannya, aku masih menerimanya,” jawab Allah.
            “Tambah lagi Ya Allah,” Adam memohon.
            “Satu jam sebelum kematiannya,” jawab Allah.
            “Tambah lagi Ya Allah,” Adam memohon kembali.
     “Baiklah, aku terima taubat anak cucumu selama ruhnya belum sampai ke tenggorokan,” jawab Allah.

            Betapa Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya Allah kepada manusia, sehingga masih memberikan waktu untuk bertobat, dan Allah akan menerima taubat itu asal dilakukan sebelum ajal sampai di tenggorokan. Lalu kita akan menyia-nyiakan Kasih Sayang Allah itu? Sungguh tak tahu diri wahai manusia yang tak mau bertobat.

Selasa, 01 Maret 2016



Asma’ul Husna


Aku tersentak saat teringat Asma’ul Husna. Aku tahu ada 99 nama Allah, tapi tak semuanya hapal. Tiba-tiba aku merasa berdosa karena belum hapal 99 nama Allah. Segera kucari di internet dan dengan mudahnya bisa kutemukan.

            Aku tersenyum teringat masa remajaku dulu, masa-masa merasakan indahnya jatuh cinta kepada gadis-gadis pujaan. Begitu mudahnya jatuh cinta, dan begitu seringnya mengalami kekecewaan karena mencintai seorang gadis. Kalau dihitung-hitung sejak cinta pertama hingga cinta terakhir, wah begitu banyak nama gadis yang tercatat di dalam hati dan pikiran. Nama mereka masih hapal semuanya. Padahal banyak di antara mereka yang membuatku patah hati.
            Lalu aku menyalahkan diriku, kalau nama-nama gadis yang pernah hadir dalam kehidupan cintaku bisa kuhapal semuanya, padahal cintaku pada mereka sering bertepuk sebelah tangan. Kenapa aku tak ingat semua nama-nama Allah? Padahal Allah Maha Setia, Dia membalas cinta hamba-Nya dengan cinta sejati dan tak akan pernah mengecewakan hamba-Nya. Semakin kita mencintai Allah, maka Allah pun akan semakin mencintai kita. Cinta kita kepada Allah tak akan bertepuk sebelah tangan, Allah pasti membalasnya dengan sempurna sesuai harapan kita.

Firman Allah Swt :

Allah mempunyai Asma’ul Husna (nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-sifat ALLAH Swt), maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut Asma’ul Husna itu." (QS Al-Qur’an Al-A'raf : 180)

"Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru. Dia mempunyai al Asma’ul Husna (nama-nama yang terbaik) "Dialah Allah, tiada Tuhan melainkan Dia, Dia mempunyai al Asma’ul Husna (nama-nama yang baik)" (Surah Thaha : 8)

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata Nabi Muhammad Saw  pernah bersabda : "Sesungguh-nya Allah Swt mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal seluruh-nya) masuklah ia ke dalam syurga." HR Bukhari.

               

1. Ar Rahman = الرحمن = Yang Maha Pengasih
2. Ar Rahiim =
الرحيم = Yang Maha Penyayang
3. Al Malik =
الملك = Yang Maha Merajai/Memerintah
4. Al Quddus =
القدوس = Yang Maha Suci
5. As Salaam =
السلام = Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6. Al Mu`min =
المؤمن = Yang Maha Memberi Keamanan
7. Al Muhaimin =
المهيمن = Yang Maha Pemelihara
8. Al `Aziiz =
العزيز = Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
9. Al Jabbar =
الجبار = Yang Maha Perkasa
10. Al Mutakabbir =
المتكبر = Yang Maha Megah = Yang Memiliki Kebesaran
11. Al Khaliq =
الخالق = Yang Maha Pencipta
12. Al Baari` =
البارئ = Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13. Al Mushawwir =
المصور = Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)
14. Al Ghaffaar =
الغفار = Yang Maha Pengampun
15. Al Qahhaar =
القهار = Yang Maha Memaksa
16. Al Wahhaab =
الوهاب = Yang Maha Pemberi Karunia
17. Ar Razzaaq =
الرزاق = Yang Maha Pemberi Rejeki
18. Al Fattaah =
الفتاح = Yang Maha Pembuka Rahmat
19. Al `Aliim =
العليم = Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20. Al Qaabidh =
القابض = Yang Maha Menyempitkan 21. Al Baasith = الباسط = Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22. Al Khaafidh =
الخافض = Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23. Ar Raafi` =
الرافع = Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24. Al Mu`izz =
المعز = Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25. Al Mudzil =
المذل = Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26. Al Samii` =
السميع = Yang Maha Mendengar
27. Al Bashiir =
البصير = Yang Maha Melihat
28. Al Hakam =
الحكم = Yang Maha Menetapkan
29. Al `Adl =
العدل = Yang Maha Adil
30. Al Lathiif =
اللطيف = Yang Maha Lembut
31. Al Khabiir =
الخبير = Yang Maha Mengenal
32. Al Haliim =
الحليم = Yang Maha Penyantun
33. Al `Azhiim =
العظيم = Yang Maha Agung
34. Al Ghafuur =
الغفور = Yang Maha Pengampun
35. As Syakuur =
الشكور = Yang Maha Pembalas Budi 36. Al `Aliy = العلى = Yang Maha Tinggi
37. Al Kabiir =
الكبير = Yang Maha Besar
38. Al Hafizh =
الحفيظ = Yang Maha Memelihara
39. Al Muqiit =
المقيت = Yang Maha Pemberi Kecukupan
40. Al Hasiib =
الحسيب = Yang Maha Membuat Perhitungan
41. Al Jaliil =
الجليل = Yang Maha Mulia
42. Al Kariim =
الكريم = Yang Maha Mulia
43. Ar Raqiib =
الرقيب = Yang Maha Mengawasi
44. Al Mujiib =
المجيب = Yang Maha Mengabulkan
45. Al Waasi` =
الواسع = Yang Maha Luas
46. Al Hakiim =
الحكيم = Yang Maha Maka Bijaksana
47. Al Waduud =
الودود = Yang Maha Mengasihi
48. Al Majiid =
المجيد = Yang Maha Mulia
49. Al Baa`its =
الباعث = Yang Maha Membangkitkan
50. As Syahiid =
الشهيد = Yang Maha Menyaksikan
51. Al Haqq =
الحق = Yang Maha Benar
52. Al Wakiil =
الوكيل = Yang Maha Memelihara
53. Al Qawiyyu =
القوى = Yang Maha Kuat
54. Al Matiin =
المتين = Yang Maha Kokoh
55. Al Waliyy =
الولى = Yang Maha Melindungi
56. Al Hamiid =
الحميد = Yang Maha Terpuji
57. Al Muhshii =
المحصى = Yang Maha Mengkalkulasi
58. Al Mubdi`=
المبدئ = Yang Maha Memulai
59. Al Mu`iid =
المعيد = Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60. Al Muhyii =
المحيى = Yang Maha Menghidupkan
61. Al Mumiitu =
المميت = Yang Maha Mematikan
62. Al Hayyu =
الحي = Yang Maha Hidup
63. Al Qayyuum =
القيوم = Yang Maha Mandiri
64. Al Waajid =
الواجد = Yang Maha Penemu
65. Al Maajid =
الماجد = Yang Maha Mulia
66. Al Wahiid =
الواحد = Yang Maha Tunggal
67. Al Ahad =
الاحد = Yang Maha Esa
68. As Shamad =
الصمد = Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69. Al Qaadir =
القادر = Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70. Al Muqtadir =
المقتدر = Yang Maha Berkuasa
71. Al Muqaddim =
المقدم = Yang Maha Mendahulukan
72. Al Mu`akkhir =
المؤخر = Yang Maha Mengakhirkan
73. Al Awwal =
الأول = Yang Maha Awal
74. Al Aakhir =
الأخر = Yang Maha Akhir
75. Az Zhaahir =
الظاهر = Yang Maha Nyata
76. Al Baathin =
الباطن = Yang Maha Ghaib
77. Al Waali =
الوالي = Yang Maha Memerintah
78. Al Muta`aalii =
المتعالي = Yang Maha Tinggi
79. Al Barri =
البر = Yang Maha Penderma
80. At Tawwaab =
التواب = Yang Maha Penerima Tobat
81. Al Muntaqim =
المنتقم = Yang Maha Pemberi Balasan
82. Al Afuww =
العفو = Yang Maha Pemaaf
83. Ar Ra`uuf =
الرؤوف = Yang Maha Pengasuh
84. Malikul Mulk =
مالك الملك = Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85. Dzul Jalaali Wal Ikraam =
ذو الجلال و الإكرام = Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al Muqsith =
المقسط = Yang Maha Pemberi Keadilan
87. Al Jamii` =
الجامع = Yang Maha Mengumpulkan
88. Al Ghaniyy =
الغنى = Yang Maha Kaya
89. Al Mughnii =
المغنى = Yang Maha Pemberi Kekayaan
90. Al Maani =
المانع = Yang Maha Mencegah
91. Ad Dhaar =
الضار = Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92. An Nafii` =
النافع = Yang Maha Memberi Manfaat
93. An Nuur =
النور = Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94. Al Haadii =
الهادئ = Yang Maha Pemberi Petunjuk
95. Al Baadii =
البديع = Yang Indah Tidak Mempunyai Banding
96. Al Baaqii =
الباقي = Yang Maha Kekal
97. Al Waarits =
الوارث = Yang Maha Pewaris
98. Ar Rasyiid =
الرشيد = Yang Maha Pandai
99. As Shabuur =
الصبور = Yang Maha Sabar


Maafkan Aku Ibu, Ayah...


Dalam Surat Lukman ayat 14, Allah SWT berfirman, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada  ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada Akulah kamu kembali.”
Dalam kenyataan hidup saat ini banyak orang yang tidak menghiraukan keadaan orang tuanya. Tidak punya rasa terima kasih kepada orang tuanya yang telah menyusahkannya mulai dari dalam kandungan hingga dewasa dan bisa mencari kehidupan sendiri.
Ibumu dulu saat mengandungmu tidak bisa tidur nyenyak dan sulit bernapas karena menjaga janin di dalam perutnya, sedangkan kamu enak-enak saja di dalam perut ibumu menghisap makanan yang ada dalam darah ibumu.
Ibumu dulu sering terbangun karena mendengar tangisanmu yang masih bayi ingin menyusu saat tengah malam, sedangkan kamu setelah besar jarang sekali memberikan minuman dan makanan kepada ibumu.
Ibumu dulu mengasuhmu penuh kasih sayang, sedangkan kamu setelah besar dan dewasa jarang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada ibumu.
Ibumu dulu sering memelukmu dan memberi selimut untuk kehangatan tubuhmu, sedangkan kamu tidak pernah membelikan selimut untuk ibumu.
Ibumu dulu sering membelaimu menjelang tidurmu agar merasa nyaman, sedangkan kamu suka membiarkan ibumu saat ia mendapatkan kesusahan.
Ibumu dulu kalau kamu sakit memberimu obat dan menjagamu penuh rasa cemas, sedangkan kamu membiarkan Ibumu dan tak memberikan obat kepada ibumu pada saat dia sakit.
Ibumu dulu kalau kamu pergi bermain suka mencarimu jika terlambat pulang karena cemas memikirkanmu, sedangkan kamu sekarang tak peduli apa pun yang terjadi kepada ibumu.
Ibumu dulu suka menangis kalau melihatmu mengalami kecelakaan, sedangkan kamu sering membuat tindakan yang mencelakakan ibumu.
Ibumu dulu sering memberikan nasehat dengan cara yang lemah lembut, sedangkan kamu sering memarahi ibumu dengan kata-kata kasar.
Ibumu dulu sering mendo’akan agar anaknya selamat, sedangkan kamu jarang mendo’akan ibumu agar mendapatkan keselamatan.
Ibu dan bapakmu dulu menyekolahkanmu sehingga kamu mendapatkan pengetahuan, sedangkan kamu sering mendebat dan bertengkar dengan ibu bapakmu dengan pengetahuan yang kamu miliki.
Ibu dan bapakmu dulu sering mendo’akan agar kamu hidup bahagia, sedangkan kamu setelah mendapatkan kebahagiaan hidup jarang sekali memperhatikan ibu dan bapakmu.
Banyak sekali kesalahan kita kepada orang tua, terutama kepada ibu kita. Segerelah sadar, segera sayangi ibu dan bapak kalian. Segeralah berterima kasih kepada mereka. Setelah mereka nanti dipanggil oleh Allah lewat proses kematian, kalian semua akan merasa menyesal! Perhatikan kebutuhan orang tuamu. Segera bahagiakan mereka!  Kapan kamu membahagiakan orang tuamu! Apakah akan menunggu kedua orang tuamu masuk ke liang kubur?
Kalaulah ayahmu atau ibumu sudah tidak ada, sudah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, memang jasadnya sudah tak ada, tetapi roh mereka mengharapkan do’a dari anak keturunannya yang shaleh. Datanglah berziarah ke kuburan mereka, basahi kuburan mereka dengan air dan berdo’a agar mereka di alam kubur ada di dalam ridha Allah, mendapat pengampunan dari Allah dan termasuk ke dalam golongan ahli kubur yang mendapatkan nikmat alam kubur.
Hadirin yang mengharap ampunan dari Allah SWT, mari kita berdo’a kepada Allah SWT.
Ya Allah, aku sering berusaha agar nampak baik di hadapan orang banyak, sehingga orang-orang menghormati dan menghargaiku, padahal sesungguhnya aku menyimpan banyak rahasia kehidupan yang kelam. Jika saja Kau membuka rahasia keburukanku di hadapan orang banyak, maka aku tak akan sanggup lagi menampakkan muka ini kepada semua orang, apalagi kepada-Mu.
Ya Allah, sesungguhnya aku adalah orang dhalim, orang menganiaya diri sendiri, orang yang sering lalai terhadap perintah-Mu. Betapa hinanya aku di hadapan-Mu, Ya Allah. Tetapi aku masih memiliki harapan untuk menjadi lebih baik setiap saat. Dan aku ingin ketika menghadap-Mu kapan pun Kau panggil, aku termasuk orang yang baik di hadapan-Mu. Karena itu Ya Rabku, hadirkan dalam hatiku rasa rindu kepada-Mu, rasa senang berbuat kebajikan, rasa ingin selalu bertemu dengan orang-orang shaleh yang bisa membimbingku ke jalan-Mu.
Ya Allah, aku mengakui bahwa aku adalah orang yang memiliki berbagai penyakit hati, aku sering iri melihat kesuksesan orang lain, aku sering berburuk sangka kepada orang lain, aku sering berharap mereka berada dalam kejatuhan, aku sering merasa puas melihat orang lain menderita. Maka bersihkanlah hatiku Ya Allah dari berbagai penyakit hati. Karena surga-Mu tak akan bisa kujangkau jika aku masih memiliki penyakit hati.
Ya Allah dosaku kepada orang tuaku begitu banyak, sedangkan aku belum bisa membalas kebaikan mereka. Beri aku kesempatan agar biasa membalas budi baik mereka. Ya Allah tanggung jawabku kepada keluargaku demikian besar, sedangkan aku tak mampu membahagiakan mereka. Berikan aku rezeki-Mu yang halal dan berkah agar aku bisa membahagiakan orang tuaku dengan rezeki halal yang kumiliki. Berikan aku rezeki yang halal agar aku bisa menafkahi keluargaku dengan rezeki yang halal yang kumiliki. Aku tak mau memberi mereka rezeki yang tidak halal karena aku takut kepada siksa-Mu yang akan menimpaku pada saat Engkau akan menyiksa orang-orang yang berdosa.
Allahhumma shalli wasallim ‘alaa sayyidina Muhammadiw wa’alaa aalihii washahbihi ajma’in. Amiiinn!

Allahhummaghfir dunuubanaa waliwalidainaa warhamhumaa kamaa rabbayaanaa sighaaraa. Walilmuslimiina walmuslimaat, walmu’miniina walmu’minaat, al ahyaai minhum wal amwaat. Yaa qaadiyal haajaat. Allahhumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa washiyaamanaa wajamii’a ‘ibaadaatinaa yaa mujiibad da’wati. Allahumma adhilnaa mudkhala sidkin, wa ahrijnaa muhkraja sidkin, waj‘alnaa milladunka shulthaanan nashiiraa. Allahhummarjuknaa rizkan halaalam mubaarakan thayyibaan, waftahlanaa abwaaba rahmatika. Rabbanaa afrigh ‘alaina shabraw wasabbit aqdaamanaa wanshurna alal qaumil kaafiriin. Rabbanaa aatinaa piddunya hasanah. Wafil aakhirati hasanataw waqiina adzaabannaar.