Selasa, 01 Maret 2016



Maafkan Aku Ibu, Ayah...


Dalam Surat Lukman ayat 14, Allah SWT berfirman, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada  ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada Akulah kamu kembali.”
Dalam kenyataan hidup saat ini banyak orang yang tidak menghiraukan keadaan orang tuanya. Tidak punya rasa terima kasih kepada orang tuanya yang telah menyusahkannya mulai dari dalam kandungan hingga dewasa dan bisa mencari kehidupan sendiri.
Ibumu dulu saat mengandungmu tidak bisa tidur nyenyak dan sulit bernapas karena menjaga janin di dalam perutnya, sedangkan kamu enak-enak saja di dalam perut ibumu menghisap makanan yang ada dalam darah ibumu.
Ibumu dulu sering terbangun karena mendengar tangisanmu yang masih bayi ingin menyusu saat tengah malam, sedangkan kamu setelah besar jarang sekali memberikan minuman dan makanan kepada ibumu.
Ibumu dulu mengasuhmu penuh kasih sayang, sedangkan kamu setelah besar dan dewasa jarang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada ibumu.
Ibumu dulu sering memelukmu dan memberi selimut untuk kehangatan tubuhmu, sedangkan kamu tidak pernah membelikan selimut untuk ibumu.
Ibumu dulu sering membelaimu menjelang tidurmu agar merasa nyaman, sedangkan kamu suka membiarkan ibumu saat ia mendapatkan kesusahan.
Ibumu dulu kalau kamu sakit memberimu obat dan menjagamu penuh rasa cemas, sedangkan kamu membiarkan Ibumu dan tak memberikan obat kepada ibumu pada saat dia sakit.
Ibumu dulu kalau kamu pergi bermain suka mencarimu jika terlambat pulang karena cemas memikirkanmu, sedangkan kamu sekarang tak peduli apa pun yang terjadi kepada ibumu.
Ibumu dulu suka menangis kalau melihatmu mengalami kecelakaan, sedangkan kamu sering membuat tindakan yang mencelakakan ibumu.
Ibumu dulu sering memberikan nasehat dengan cara yang lemah lembut, sedangkan kamu sering memarahi ibumu dengan kata-kata kasar.
Ibumu dulu sering mendo’akan agar anaknya selamat, sedangkan kamu jarang mendo’akan ibumu agar mendapatkan keselamatan.
Ibu dan bapakmu dulu menyekolahkanmu sehingga kamu mendapatkan pengetahuan, sedangkan kamu sering mendebat dan bertengkar dengan ibu bapakmu dengan pengetahuan yang kamu miliki.
Ibu dan bapakmu dulu sering mendo’akan agar kamu hidup bahagia, sedangkan kamu setelah mendapatkan kebahagiaan hidup jarang sekali memperhatikan ibu dan bapakmu.
Banyak sekali kesalahan kita kepada orang tua, terutama kepada ibu kita. Segerelah sadar, segera sayangi ibu dan bapak kalian. Segeralah berterima kasih kepada mereka. Setelah mereka nanti dipanggil oleh Allah lewat proses kematian, kalian semua akan merasa menyesal! Perhatikan kebutuhan orang tuamu. Segera bahagiakan mereka!  Kapan kamu membahagiakan orang tuamu! Apakah akan menunggu kedua orang tuamu masuk ke liang kubur?
Kalaulah ayahmu atau ibumu sudah tidak ada, sudah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, memang jasadnya sudah tak ada, tetapi roh mereka mengharapkan do’a dari anak keturunannya yang shaleh. Datanglah berziarah ke kuburan mereka, basahi kuburan mereka dengan air dan berdo’a agar mereka di alam kubur ada di dalam ridha Allah, mendapat pengampunan dari Allah dan termasuk ke dalam golongan ahli kubur yang mendapatkan nikmat alam kubur.
Hadirin yang mengharap ampunan dari Allah SWT, mari kita berdo’a kepada Allah SWT.
Ya Allah, aku sering berusaha agar nampak baik di hadapan orang banyak, sehingga orang-orang menghormati dan menghargaiku, padahal sesungguhnya aku menyimpan banyak rahasia kehidupan yang kelam. Jika saja Kau membuka rahasia keburukanku di hadapan orang banyak, maka aku tak akan sanggup lagi menampakkan muka ini kepada semua orang, apalagi kepada-Mu.
Ya Allah, sesungguhnya aku adalah orang dhalim, orang menganiaya diri sendiri, orang yang sering lalai terhadap perintah-Mu. Betapa hinanya aku di hadapan-Mu, Ya Allah. Tetapi aku masih memiliki harapan untuk menjadi lebih baik setiap saat. Dan aku ingin ketika menghadap-Mu kapan pun Kau panggil, aku termasuk orang yang baik di hadapan-Mu. Karena itu Ya Rabku, hadirkan dalam hatiku rasa rindu kepada-Mu, rasa senang berbuat kebajikan, rasa ingin selalu bertemu dengan orang-orang shaleh yang bisa membimbingku ke jalan-Mu.
Ya Allah, aku mengakui bahwa aku adalah orang yang memiliki berbagai penyakit hati, aku sering iri melihat kesuksesan orang lain, aku sering berburuk sangka kepada orang lain, aku sering berharap mereka berada dalam kejatuhan, aku sering merasa puas melihat orang lain menderita. Maka bersihkanlah hatiku Ya Allah dari berbagai penyakit hati. Karena surga-Mu tak akan bisa kujangkau jika aku masih memiliki penyakit hati.
Ya Allah dosaku kepada orang tuaku begitu banyak, sedangkan aku belum bisa membalas kebaikan mereka. Beri aku kesempatan agar biasa membalas budi baik mereka. Ya Allah tanggung jawabku kepada keluargaku demikian besar, sedangkan aku tak mampu membahagiakan mereka. Berikan aku rezeki-Mu yang halal dan berkah agar aku bisa membahagiakan orang tuaku dengan rezeki halal yang kumiliki. Berikan aku rezeki yang halal agar aku bisa menafkahi keluargaku dengan rezeki yang halal yang kumiliki. Aku tak mau memberi mereka rezeki yang tidak halal karena aku takut kepada siksa-Mu yang akan menimpaku pada saat Engkau akan menyiksa orang-orang yang berdosa.
Allahhumma shalli wasallim ‘alaa sayyidina Muhammadiw wa’alaa aalihii washahbihi ajma’in. Amiiinn!

Allahhummaghfir dunuubanaa waliwalidainaa warhamhumaa kamaa rabbayaanaa sighaaraa. Walilmuslimiina walmuslimaat, walmu’miniina walmu’minaat, al ahyaai minhum wal amwaat. Yaa qaadiyal haajaat. Allahhumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa washiyaamanaa wajamii’a ‘ibaadaatinaa yaa mujiibad da’wati. Allahumma adhilnaa mudkhala sidkin, wa ahrijnaa muhkraja sidkin, waj‘alnaa milladunka shulthaanan nashiiraa. Allahhummarjuknaa rizkan halaalam mubaarakan thayyibaan, waftahlanaa abwaaba rahmatika. Rabbanaa afrigh ‘alaina shabraw wasabbit aqdaamanaa wanshurna alal qaumil kaafiriin. Rabbanaa aatinaa piddunya hasanah. Wafil aakhirati hasanataw waqiina adzaabannaar.

Tidak ada komentar: