JIKA BESOK AKU MATI
Jika besok aku mati, tiba-tiba saja hal itu
terlintas di pikiranku. Mati? Ya... aku akan mati. Memang setiap makhluk yang
bernyawa pasti akan mengalami kematian. Setiap hari di muka bumi ini ada yang
mati, entah dengan cara apa kematiannya. Ada yang mati karena sakit, mati
karena kecelakaan, mati karena bencana alam, mati karena dibunuh bahkan ada
yang mati karena bunuh diri. Menurut data WHO, ada 25.000 orang yang mati
setiap hari di muka bumi ini.
Kematian pasti datang, aku sadar betul tentang hal
itu. Tapi bagaimana jika aku mati besok? Ya! Besok! Aku terpana. Semua orang
termasuk aku mengira bahwa kematiannya masih lama. Tapi.. bukankah setiap hari
ada yang mati? Bagaimana jika besok giliran aku yang mati?
Tiba-tiba hatiku ketar-ketir. Jika aku mati besok
aku belum punya apa-apa untuk bekal di kehidupan nanti. Aku akan ditanya
tentang shalatku, padahal shalatku... Ya Tuhan... shalatku belum benar, masih
sering terlambat karena pekerjaan yang selalu sibuk. Aku akan ditanya masalah
rezeki dan harta yang kumiliki, asalnya dari mana dan didapatkan dengan cara
apa? Terus digunakan untuk apa? Oohh... aku masih sering memakan rezeki yang
kuragukan halal dan haramnya. Dan aku lebih sering menggunakan hartaku untuk
kepentingan duniawi. Jarang sekali aku menyumbang ke mesjid, jarang sekali aku
memberikan hartaku kepada fakir miskin dan anak yatim. Jarang sekali kugunakan
hartaku untuk berbuat kebaikan. Aku akan ditanya bagaimana sikapku terhadap
anak dan isteriku sebagai sebuah amanat. Duhhh... aku belum menjaga dan
mendidik mereka dengan baik dan benar. Aku belum bisa membahagiakan mereka. Aku
akan ditanya bagaimana aku menghargai dan menghormati kedua orang tuaku.
Berlinang air mataku karena kelalaianku selama ini kepada mereka. Padahal mereka
telah mengasuh dan merawatku ketika aku kecil, mengorbankan segalanya untuk
kebahagiaan anaknya yang durhaka ini. Aku akan ditanya tentang hubunganku
dengan orang-orang di sekitarku, yang secara sadar atau tidak pernah kusakiti
dan aku belum meminta maaf kepada mereka semua.
Jika aku mati besok... celakalah aku... aku akan
masuk ke alam kubur dalam keadaan nelangsa.
Alam kubur adalah alam yang menakutkan bagi
orang-orang yang meyakini adanya siksa kubur. Kedahsyatan siksa kubur sungguh
menggetarkan jantung dan membuat bulu kuduk merinding. Sayidina Umar r.a.
setiap kali menziarahi kubur selalu menangis terisak-isak sehingga janggutnya
basah dengan air mata. Seseorang bertanya kepada beliau, “Tuan tidak pernah
menangis ketika mendengar berita-berita tentang surga dan neraka, tetapi
mengapa Tuan menangis ketika menziarahi kuburan?”
Beliau menjawab, “Kubur adalah tempat persinggahan
pertama dalam perjalanan menuju alam akherat. Barangsiapa selamat di tempat
persinggahan pertama ini, maka persinggahan-persinggahan berikutnya akan mudah.
Sebaliknya barangsiapa gagal di tempat persinggahan pertama ini, maka akan
menerima berbagai kesulitan di persinggahan-persinggahan berikutnya.”
Selanjutnya beliau berkata, “Aku pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak pernah aku menyaksikan suatu kejadian yang
lebih menakutkan daripada peristiwa yang terjadi di alam kubur’.”
Siti Aisyah r.a. meriwayatkan, “Setiap selesai
shalat Rasulullah SAW selalu memohon perlindungan dari siksa kubur.”
Sabda Rasulullah, “Aku khawatir kamu tidak akan
menguburkan mayat-mayat karena gentar dan takut jika aku berdo’a kepada Allah
SWT supaya memperlihatkan kepada kalian keadaan azab kubur. Setiap makhluk
pernah mendengar suara siksa kubur, kecuali manusia dan jin.”
Dalam sebuah hadits diceritakan, suatu waktu
Rasulullah sedang berada dalam sebuah perjalanan, tiba-tiba Unta yang
dikendarai beliau tidak mau melanjutkan perjalanan.
Seseorang bertanya, “Mengapa begini ya Rasulullah?”
Rasulullah menjawab, “Ada seseorang yang sedang
disiksa di alam kuburnya, suara siksaan kubur itu terdengar oleh Unta ini,
itulah yang menyebabkan ia takut dan tak mau berjalan melintasi tempat itu.”
Alam kubur adalah alam yang membatasi antara dunia
dan akherat. Alam kubur adalah tempat persinggahan sementara sebelum kejadian
kiamah. Di alam kubur, manusia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya selama
hidup di dunia.
Jika seorang manusia mati dalam keadaan baik, maka
tanah pekuburan akan memberikan sambutan yang menyenangkan.
“Hai
manusia, waktu di dunia kamu termasuk orang shaleh, giat beribadah, suka
menolong, maka aku sangat sayang kepadamu. Sekarang kamu sudah masuk ke alam
kubur, aku akan lebih sayang kepadamu.” Selanjutnya alam kubur menjadi luas,
serta dihiasi dengan taman surga.
Jika seorang manusia mati dalam keadaan durhaka,
maka tanah pekuburan akan memberikan sambutan yang bengis.
“Hai manusia, celakalah kamu! Kamu melupakan alam
kubur. Apakah kamu tidak mengetahui kalau alam kubur itu adalah rumah yang
penuh dengan fitnah!? Rumah yang gelap! Rumah untuk sendirian! Rumah yang penuh
dengan cacing! Dahulu kamu kalau melewati pekuburan suka berbicara kasar! Tidak
punya sopan santun! Aku dahulu benci kepadamu! Sekarang aku lebih benci
kepadamu! Tunggu siksa kubur untuk dirimu!” Selanjutnya tanah kuburan menyeret
jasad si mayat, digencet sampai tulang-tulangnya berbunyi, tulang rusuk yang
kiri dan yang kanan beradu kemudian hancur berantakan. Tulang dan daging
terpisah. Tulangnya bersatu, dagingnya menjadi santapan cacing, kalajengking,
dan segala macam binatang di dalam tanah yang sudah dipersiapkan untuk menyiksa
mayat orang durhaka.
Siksa kubur sangat berat bagi orang yang berdosa.
Menurut keterangan, banyak yang disiksa di alam kubur karena tidak menjaga
najisnya. Saat buang air kecil gegabah sehingga mengenai celana atau kain yang
dipakainya. Atau setelah buang air kemaluannya tidak dicuci dengan benar
sehingga mengotori celana yang dipakainya. Selain itu siksa kubur menimpa orang
yang suka membicarakan keburukan orang lain (ghibah), iri, dengki, hasud, suka
terlewat waktu shalat, suka melakukan perbuatan maksiat, serta dosa-dosa
lainnya.
Ya Tuhan... mulai hari ini aku akan berubah. Aku
menyesali segala kesalahan yang telah kulakukan selama ini. Agar jika aku mati
besok... aku siap menghadapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar